Dharma adalah Hidup Yang Termulia
1. Dharmo
rajan gunah srestho madhyama hyarta ucyate, kamo yaviyan iti ca pravadanti
manisinah.
Artinya :
Wahai
raja, para arif bijaksana menyatakan bahwa Dharma (ajaran rohani dan kesusilaan
adalah hidup yang termulia). Artha (kebutuhan hidup dan harta kekayaan) dikatakan yang menengah dan Kama
(keinginan dan naluri duniawi) adalah yang terendah.
Ulasan :
Para
raja yang arif dan bijaksana menyatakan bahwa Dharma itu merupakan hidup yang termulia. Artha
adalah yang menengah, yang merupakan
kebutuhan hidup dan harta kekayaan. Kama adalah yang terendah, yang merupakan keinginan dan naluri duniawi.
2. Kamarthau
lipsamanastu dharmamevaditascaret, na hi dharmadapetyarthah kamo vapi kadacana.
Artinya :
Bila
pikiran seseorang menginginkan Kama (terpenuhinya keinginan dan
naluri duniawi) maupun Artha (kebutuhan hidup dan harta
kekayaan), pertama-tama laksanakanlah Dharma (ajaran kerohanian dan
kesusilaan itu). Dengan melaksanakan Dharma (pertama-tama), tiada mungkin
Kama
dan Artha itu akan menjauh.
Ulasan :
Bila
seseorang berpikiran menginginkan Kama maupun Artha, pertama-tama
laksanakanlah Dharma terlebih dahulu. Dengan melaksanakan Dharma,
tiada mungkin Kama dan Artha itu akan menjauh.
3. Yatnah
kamarthamoksanam krtopi hi vipadyate, dharmaya punarambhah sankapopi na
nisphalah.
Artinya :
Usaha
untuk mendapat Kama (terpenuhinya naluri dan keinginan duniawi), Artha
(kebutuhan hidup dan harta kekayaan) serta Moksa (kebahagiaan rohani dan
kehidupan abadi di akhirat) tetapi tidak diawali dengan Dharma, walaupun
dilakukan dengan tekun ada kalanya tidak berhasil. Namun bila Dharma
(ajaran kerohanian dan kesusilaan) dilaksanakan pertama-tama, walaupun hanya
dalam angan-angan, tiada akan sia-sia.
Ulasan :
Dalam
usaha untuk mendapatkan Kama, Artha dan Moksa, walaupun dilakukan dengan tekun
tetapi tidak diawali dengan Dharma maka ada kalanya tidak berhasil. Namun bila
diawali dengan Dharma, walaupun hanya dalam angan-angan, tiada akan sia-sia.
4. Dharmah
sada hitah pumsam dharmascaivasrayah satam, dharmallokas trayastatha pravrttah
sacaracarah.
Artinya :
Dharma
(ajaran kerohanian dan kesusilaan) senantiasa membawa kebahagiaan kepada umat
manusia. Dan orang-orang beriman hanya berlindung dibawah Dharma. Dari Dharmalah
kebajikan ketiga dunia (Triloka) ini
bergerak kedepan.
Ulasan :
Dharma
senantiasa membawa kebahagiaan kepada umat manusia. Orang-orang yang beriman
selalu dan hanya berlindung dibawah Dharma. Dari Dharmalah kebajikan
ketiga dunia ini bergerak kedepan.
5. Dharmenaivarsayastirna
dharmo lokah pratisthitah tasmad dharmapradhanena bhavitavyam yatatmana.
Artinya :
Hanya
dengan Dharma, para Rsi dapat menyeberangi samudera
penjelmaan dan kematian yang disebut Moksa. Kokohnya dunia, karena Dharma.
Karena itu kendalikanlah diri, dengan Dharma sebagai pedoman utama.
Ulasan :
Hanya
dengan Dharmalah para Rsi dapat mencapai Moksa
atau bisa disebut dengan samudera penjelmaan dan kematian. Kokohnya dunia ini
dikarenakan oleh Dharma. Maka oleh karena itu, kendalikanlah diri dengan Dharma,
karena Dharma sebagai pedoman utama.
6. Ahimsa
satyamasteyam brahmacaryaparigrahau yamah sanksepatah proktas cittasuddhiprada
nrnam.
Artinya :
Ahimsa
(Tiada membunuh, menyiksa segala yang bernyawa), Satya (jujur, tidak
memfitnah), Astheya (tidak mencuri, merampok, menipu, curang, dsb), Brahmacarya
(nafsu terkendali terutama di dalam senggama), Aparigraha (tidak rakus),
yang memberi kebersihan rohani kepada manusia disebut dengan sebutan (hukum) Yama.
Ulasan :
Ahimsa
yang berarti tidak membunuh, menyiksa segala yang bernyawa. Satya
yang berarti jujur, tidak memfitnah. Astheya yang berarti tidak mencuri,
merampok, menipu, curang, dsb. Brahmacarya yang berartinafsu
terkendali terutama di dalam senggama. Aparigraha yang berarti tidak rakus.
Dan Yama
berarti yang memberi kebersihan rohani kepada manusia.
7. Ahimsa
sarvabhutanam karmana manasa gira, anugrahasca danam ca silametadvidurbudhah.
Artinya :
Ahimsa
tidak membunuh, menyiksa segala yang bernyawa (hendaknya dilaksanakan) dalam
perbuatan, pikiran, dan ucapan. Orang arif mengetahui perbuatan mulia ini
sebagai kemurahan hati dan kedermawanan juga, (bukan hanya tidak membunuh dan
menyiksa).
Ulasan:
Ahimsa
hendaknya dilaksanakan dalam perbuatan, pikiran dan ucapan, yaitu tidak
membunuh, menyiksa segala yang bernyawa. Orang arif dan bijaksana mengetahui
perbuatan ini mulia sebagai kemurahan hati dan kedermawanan juga, bukan hanya
tidak membunuh dan menyiksa.
8. Nasti
satyat para dharma nanrtat patakam param, triloke ca hi dharma syat tasmat
satyam na lopayet.
Artinya :
Tiada
Dharma
(ajaran kerohanian dan kebajikan) lebih mulia dari kebenaran, tiada kejahatan
lebih hina dari dusta dan fitnah. Dharma itu meresap hingga ke tiga
lapisan alam semesta, karena itu jangan mengabaikan kebenaran.
Ulasan :
Tiada
Dharma
yang lebih mulia dari kebenaran, dan tiada kejahatan yang lebih hina dari dusta
dan fitnah. Dharma meresap hingga ke tiga lapisan alam semesta, oleh karena
itu jangan pernah sekali pun mengabaikan kebenaran.
9. Tiryag
dasagunam papam manusye satameva ca prabhau dasasahasrani anantam munidevayoh.
Artinya :
Berdusta
(fitnah) terhadap mahluk hina sepuluh kali lipat ganjarannya, seratus kali
lipat bila dilakukan terhadap manusia, terhadap raja (negara) seribu kali
lipat, terhadap orang suci dan Tuhan tiada tara ganjaran dosanya.
Ulasan :
Berdusta
dan memfitnah terhadap mahluk hina akan mendapatkan sepuluh kali lipat
ganjarannya, bila dilakukan terhadap manusia seratus kali lipat ganjarannya,
seribu kali lipat bila dilakukan kepada raja atau negara, dan tiada tara
ganjaran dosanya bila dilakukan terhadap orang suci dan Tuhan.
10. Satyena
sarvam apnoti satye sarvam pratisthitam yatharthakathanacarah satyam proktam
dvijatibhih.
Artinya :
Dengan
kejujuran (kebenaran) seorang mendapat segala (yang dikehendakinya). Semua
tertumpu pada kebenaran. Dimana terdapat kata-kata atau perbuatan bertujuan
(luhur)., para arif bijaksana yang telah ditasbihkan (Dvijati) menyebut Satya
(kebenaran, kejujuran, ketulusan).
Ulasan :
Dengan
kejujuran dan kebenaran seseorang bisa mendapatkan segala yang dikehendakinya,
dan semua itu tertumpu pada kebenaran. Dimana terdapat kata-kata yang bertujuan
luhur, para arif bijaksana yang telah di dvijati menyebutnya Satya.
11. Paradravyapaharanam
cauryadva ta balena va steyam tasyanacaranad asteyam dharmasadhanam.
Artinya :
Mengambil
hak milik orang lain dengan mencuri (menipu) atau dengan kekerasan (merampok)
disebut Steya. Berpantang dengan perbuatan demikian itu disebut Astheya
(tidak mencuri, merampok, dsb) sebagai sarana untuk berbuat kebajikan (Dharma).
Ulasan :
Mengambil
hak orang lain dengan mencuri, menipu dan merampok itu disebut dengan Steya.
Dan yang berpantangan dengan perbuatan demikian disebut dengan Astheya,
sebagai sarana untuk berbuat Dharma.
12. Karmana
manasa vaca sarvavasthasu sarvada, sarvatra maithuna tyago brahmacaryam
pracaksate.
Artinya :
Mengelak
melakukan (kebebasan) senggama (jinah) dalam perbuatan, pikiran dan ucapan di
dalam segala keadaan, setiap saat, dimanapun disebut Brahmacarya.
Ulasan :
Mengelak
melakukan kebebasan senggama atau berjinah dalam perbuatam, pikiran dan ucapan
dalam segala keadaan, setiap saat dan dimanapun , perbuatan tersebut disebut
dengan Brahmacarya.
13. Dravyanam
apyanadanam apadapi yathecchaya aparigraha ityuktas tam prayatnena palayet.
Artinya :
Menolak
pemberian walaupun dalam keadaan miskin, karena niat (sikap) itu disebut Aparigraha
(tidak rakus), yang harus dipertahankan dengan penuh perhatian.
Ulasan :
Tidak
menerima atau menolak pemberian walaupun dalam keadaan miskin ,sikap itu
disebut dengan Aparigraha atau tidak rakus.
Kesulitan
dalam menerapkan Tata Susila :
1.
Tidak adanya kesadaran orang tersebut
untuk melakukan suatu hal yang sesuai dengan tata susila.
2.
Kebanyakan orang tersebut tidak
mengetahui bagaimana etika dan sopan santun itu dengan benar.
3.
Suatu kebiasaan hidup yang sudah
terbiasa melakukan suatu hal yang tidak sesuai dengan tata susila .
4.
Kurangnya penerapan tata susila dalam
setiap mata pelajaran disekolah.
5.
Penerapan tata susila di sekolah di
anggap tidak begitu penting.
Sumber : Dharma Sastra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar